Puhua School Purwokerto Hadirkan Kolaborasi Kaligrafi Mandarin Dan Kaligrafi Arab Untuk Pertama Kalinya Di Indonesia

Wakil Ketua Yayasan Putera Harapan Kartika Wijaya Bersama Tamu Undangan Melihat Pameran Kaligrafi Setinggi Gunung Sejauh Mata Memandang (Foto: Ari Nugroho)

NEWSBMSTV-Purwokerto.Melalui Pusat Bahasa Mandarin Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan, Purwokerto menjadi tuan rumah dalam Pameran Kaligrafi dan Lukisan Tiongkok-Indonesia pada 25-27 November 2025. Pameran menghadirkan ratusan lukisan kaligrafi ini mengangkat tema : “Setinggi Gunung, Sejauh Mata Memandang, Berbagi Suka dan Duka”.              

Pameran ini untuk merayakan momen dan memajukan pertukaran budaya, seni, serta kemanusiaan antara kedua bangsa, Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berperan menginisiasi pameran ini bersama Pusat Bahasa Mandarin Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan, menghadirkan 215 lukisan kaligrafi terseleksi sebagai bukti penguatan pertukaran budaya serta persahabatan antara masyarakat Tionghoa dan Indonesia, sekaligus memperlihatkan karya kaligrafi dan lukisan yang bernilai seni tinggi dari kedua negara.

Pameran ini untuk pertama kalinya mengolaborasikan kaligrafi Arab dengan sentuhan karakter Mandarin oleh Amir Husaini, S.Pd, dosen kaligrafi senior UIN Saizu Purwokerto. Di pameran ini Amir akan memperkenalkan teknik goresan Khat Masyriqi, salah satu jenis kaligrafi arab yang menggunakan model tulisan cina. Amir memamerkan antara lain kaligrafi bertuliskan Al-Ikhlas, Sholawat Al-Fatih, Hasbana, Seruan do’a (Ud’uunī astajib lakum), kalimat tasbih, dan Manusia terbaik (Khairun nās anfauhum linnās).

 “Kedepannya selain kaligrafi mandarin atau shufa yang sudah berjalan di Puhua kami bahkan berencana menambahkan kelas co-curricular Puhua Activity Village (PAV) Kaligrafi Arab untuk memperkaya pemahaman budaya,” tutur Dr. Chen Tao, B.A., M.M. selaku Direktur Puhua.

Pameran selama 3 hari ini digelar pada penghujung tahun 2025 sebagai tahun yang bersejarah memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, 70 tahun Konferensi Bandung, serta 620 tahun pelayaran perdana Laksamana Zheng He dari Dinasti Ming dalam tujuh pelayarannya meninggalkan jejak di Nusantara. Kini jejak tersebut menjadi simbol abadi persahabatan kedua bangsa. Terbukti kedua bangsa ini memiliki falsafah sejalan antara lain di Tiongkok ada semboyan “harmoni yang berharga” dan “kerukunan dengan seluruh dunia” dimana sejalan dengan prinsip kemasyarakatan Indonesia “musyawarah untuk mufakat” dan “gotong royong”.

 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Wang Lutong mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa Pameran ini diyakini akan semakin mendorong pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia serta memperdalam saling pengertian antara kedua bangsa.

“Semoga persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia tetap abadi bagai gunung dan sekuat sungai, dan semoga pameran ini sukses sepenuhnya.”ungkapnya.

Satu lagi kolaborasi dalam pameran ini adalah Ahli kaligrafi Arab yang dihadirkan Amir Husaini S.Pd, seorang dosen senior Kaligrafi di Universitas UIN Saizu Purwokerto. Sebanyak 12 karyanya dipamerkan langsung bahkan sebagian menggunakan sentuhan gaya mandarin pada lukisan-lukisan kaligrafinya. Untuk pertama kalinya di Banyumas kolaborasi aksara dua budaya ini hadir dalam satu panggung dan saling melakukan pertukaran budaya melalui karya kaligrafi mandarin dan kaligrafi Arab.      

Penulis/Editor: Ari Nugroho