Inovasi untuk Inklusivitas: Teknologi Dorong Peningkatan Produksi Batik Dejarumi

Peserta pelatihan dalam proses menjahit dompet kain perca. (Foto:Alsya)

NEWSBMSTV-Purwokerto. UMKM Batik Inklusif Dejarumi, sebuah usaha batik yang memberdayakan penyandang disabilitas, kini mulai menerapkan sistem produksi berbasis teknologi untuk mempercepat proses kerja sekaligus meningkatkan kualitas hasil batik. Bekerja sama dengan Telkom University yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat di UMKM, Dejarumi menggelar pelatihan membuat dompet batik kain perca menggunakan mesin jahit kepada penyandang disabilitas pada Rabu (5/11/25) di butik Dejarumi. 

Menurut pemilik Dejarumi, Ari Nugroho, kain perca yang selama ini dianggap limbah justru memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bahan sisa tersebut dapat diolah kembali menjadi berbagai produk seperti tas dan dompet, sehingga berubah menjadi barang bernilai jual dan memberikan keuntungan ekonomi.

Program pelatihan pembuatan dompet dengan kain perca ini dilakukan melalui pendampingan langsung, yang berfokus pada perbaikan alur produksi, penggunaan mesin jahit, dan menghadirkan komunikasi bahasa isyarat yang lebih mudah dan inklusif bagi penyandang disabilitas selama proses pembuatan dompet kain perca. Dengan adanya teknologi berupa mesin jahit, proses yang sebelumnya dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu panjang kini dapat dipersingkat secara signifikan tanpa menghilangkan nilai seni batik itu sendiri dan sesuai dengan standar produksi.

“Dalam pelaksanaan pelatihan ini, kami bekerja sama dengan Dejarumi yang memfasilitasi tenaga kerja disabilitas. Ini menarik bagi kami karena kami juga bisa membantu meningkatkan kapasitas dan produktivitas dari Dejarumi sekaligus dari teman – teman penyandang disabilitas melalui implementasi teknologi,” Ujar Silviya Van Marsaly, perwakilan dari tim pengabdian masyarakat Telkom University.

Pelatihan ini tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada peningkatan kapasitas kerja para pengrajin inklusif. Dengan alur produksi yang lebih efisien, para pekerja dapat lebih fokus pada aspek kreatif seperti desain motif dan pewarnaan, sekaligus mengurangi beban fisik selama proses pembuatan.

Terlihat antusiasme dari teman – teman penyandang disabilitas saat melakukan pelatihan. Tatik Dumilah, salah satu peserta mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini karena dia dengan sesama teman tuli lainya bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa belajar menjahit dompet menggunakan mesin jahit.

“Terimakasih Dejarumi telah mengadakan pelatihan dompet untuk disabilitas tuli untuk kami belajar. Kami senang Dejarumi telah membantu kami,”ujarnya. 

Teknologi yang digunakan tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para pengrajin, sehingga tetap ramah bagi penyandang disabilitas. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi contoh penerapan teknologi tepat guna yang tidak hanya meningkatkan output ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan usaha berbasis pemberdayaan sosial.

Penulis/Editor : Ari Nugroho